Sejarah Desa Gandusari
Menyusuri
sejarah terbentuknya suatu Pemerintahan desa sebenarnya cukup sulit, selain
tidak adanya bukti-bukti tertulis juga minimnya sumber-sumber yang bisa
dijadikan petunjuk untuk menguak sejarah terbentuknya sebuah pemerintahan desa.Tulisan
ini berusaha untuk menguak sekelumit tentang sejarah asal mula terbentuknya
Desa Gandusari yang diambil dari beberapa sumber yang sebenarnya secara ilmiah
belum bisa disebut sebagai sumber sejarah namun mungkin lebih “layak” disebut
sebagai legenda.Tidak ada bukti sejarah yang bisa dijadikan dasar baik bukti
tertulis maupun bentuk yang lain, satu-satunya sumber adalah cerita secara
turun temurun dari generasi ke generasi, namun mudah-mudahan ini dapat sedikit
menjadi gambaran untuk melihat ke belakang tentang desa Gandusari.
Berdasar
dari cerita yang tersebar secara turun temurun bahwa dahulunya wilayah yang
sekarang menjadi Desa Gandusari adalah sebuah Hutan Belantara yang tidak ada
penghuninya. Tersebutlah seorang Bangsawan dari Kerajaan Mataram bernama
Dipa Wedana datang ke wilayah ini dan melakukan Babad Alas atau membuka hutan
menjadi sebuah daerah pemukiman. Ia datang bersama saudaranya yang bernama Singa Wedana yang melakukan Babad Alas di daerah yang sekarang
menjadi wilayah Desa Bendungan dan Serut. Sementara Dipa Wedana melakukan babad
di wilayah yang sekarang menjadi Desa Banjareja dan Gandusari. Setelah
meninggal Dipa Wedana dimakamkan di Desa Banjareja tepatnya di Pemakaman Dukuh
Pacor sementara Singa Wedana dimakamkan di Desa Bendungan. Tidak ada satupun
bukti yang mengarah kepada kapan waktu terjadinya Babad Alas ini sehingga tidak
bisa diketahui sejak tahun berapa
Pemerintahan Desa Gandusari terbentuk.
Di sisi
lain pada perkiraan abad X datanglah ke Desa Gandusari seorang Ulama asal
Tegalsari bernama Syaikh Idris Ismail. Beliau adalah murid dari Syaikh Ahmad
Maulana Maulin. Syaikh Idris Ismail ini diperintahkan oleh gurunya untuk
melakukan khalwat (tapa) di daerah Gunung Kidang (sekarang wilayah sekitar Desa
Sekayu, Kecamatan Buayan) dengan diberi pesan untuk mengikuti arah perginya
seekor hewan apapun yang nanti hinggap ketika melakukan khalwat. Setelah
beberapa waktu berkhalwat akhirnya hinggaplah seekor belalang di pundaknya.
Sesuai pesan dari gurunya diapun mengikuti arah terbangnya belalang tersebut
yang ternyata berhenti di daerah yang sekarang menjadi Desa Pondok Gebangsari.
Diceritakan bahwa wilayah ini adalah wilayah dengan ketersediaan air yang
sangat kurang sehingga Syaikh Idris Ismail memutuskan untuk pindah ke wilayah
Gandusari.
Atas
permintaan warga dan juga sesuai dengan misinya Syaikh Idris Ismailpun
berdakwah menyebarkan Agama Islam di Gandusari. Untuk memperlancar usahanya ini
beliau meminta kepada warga untuk dibuatkan masjid dan juga tempat tinggal.
Wargapun menyetujui dan dibangunlah sebuah masjid dan rumah untuk tempat
tinggal Syaikh Idris Ismail. Sampai saat ini masjid tersebut masih megah
berdiri dan menjadi masjid kebanggaan masyarakat Desa Gandusari dengan nama
Masjid “Baitul Mu’minin”.
Dalam
kurun waktu abad yang sama dengan masuknya Syaikh Idris Ismail ke Gandusari
inilah diketahui adanya seorang Kepala Pemerintahan atau Kepala Desa di
Gandusari yang diyakini sebagai Kepala Desa Gandusari yang pertama bernama Jayus.
Tidak diketahui sejak kapan dan berapa lama beliau memerintah di Gandusari. Kepala
Desa ke dua adalah Wiryodiharjo seorang warga asal desa Ori.
Sepeninggal beliau pemerintahan desa dipegang oleh puteranya bernama Sardiyo
yang merupakan Kepala Desa Ke- 3.
Kepala
Desa ke-4 bernama Bahri yang berasal dari Serut, namun ternyata
kepemimpinannya tidak didukung oleh sebagian warga dan beliau hanya memerintah
selama 3 hari. Pemerintahan kemudian dipegang
oleh Dulah Khaeri yang berasal dari desa Kuwarasan. Beliau
adalah Kepala Desa ke-5 yang juga tidak cukup lama memegang pemerintahan yaitu
selama kurang lebih 2 tahun. Tanpa diketahui secara pasti penyebabnya beliau
dicopot dari jabatannya oleh Pemerintah Kecamatan Kuwarasan waktu itu.
Kepala
Desa ke-6 bernama Gandu Sasmito warga asal Desa Kalipurwo yang
memerintah sampai kira-kira tahun 1947. Karena tindakannya yang suka memeras
warganya sendiri dan sikapnya yang memihak kepada penjajah Belanda dia
ditangkap dan dibunuh oleh Tentara Pejuang Kemerdekaan waktu itu.Selama kurang
lebih 5 tahun Desa Gandusari vakum tidak mempunyai Kepala Desa sampai akhirnya
pada tahun 1952 terpilihlah seorang
Kepala Desa bernama Joyo Suwito
yang berasal dari Desa Kedung Ampel Kecamatan Gombong, beliau memerintah sampai
tahun 1973 dan merupakan Kepala Desa ke-7.
Kepala
Desa ke-8 adalah Harjo Suwito warga asli dari Ori dan memerintah
dari tahun 1974 – 1986. Selama kurang lebih 3 tahun Pemerintah Desa dipegang
oleh Sekdes (Carik) waktu itu sampai pada tahun 1989 diadakan Pemilihan Kepala
Desa dan terpilihlah Amir Khaerudin yang memegang jabatan selama
2 periode yaitu sampai tahun 2006 setelah pada pemilihan kepala desa berikutnya
beliau terpilih kembali dan merupakan calon tunggal. Beliau adalah Kepala Desa
ke-9 dan merupakan Kepala Desa pertama yang asli warga Desa Gandusari karena bahkan
Kepala desa berikutnya (ke 10) Bambang Pujiman yang memerintah
sampai sekarang atau sampai tahun 2013 adalah bukan asli warga Desa Gandusari
yang tidak lain berasal dari Desa Pejagoan Kebumen.
Demikian
sekelumit tentang sejarah Desa Gandusari yang dengan melihat sumber dan
referensi yang ada belumlah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, namun
mudah-mudahan hal ini tidak mengurangi rasa patriotik dari para pembaca khususnya
warga Desa Gandusari baik yang berdomisili di Gandusari maupun yang saat ini
berada di perantauan atau bahkan sudah bermutasi kependudukan namun masih
mempunyai rasa memiliki terhadap Desa Gandusari.
Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran apapun bentuknya dari pembaca sekalian dan
sekiranya di antara pembaca ada yang mempunyai sumber informasi yang lain dari
apa yang sudah tertulis di sini mohon untuk dapat menambahkan, terima kasih
Penulis
Mantap mas
ReplyDeletemasih banyak data yang belum masuk mas,
Deletedari unsur pemerintahan sebenernya, kalau ada nanti saya masukan juga,
Ikut menyimak sejarah desa Gandusari,..
ReplyDelete